Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian seseorang dalam pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah Swt.
Di dalam Ilmul Yaqin segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta’ala.
Jadi Ilmu al yaqin itu adalah keyakinan akan keberadaan Allah swt berdasar ilmu pengetahuan tentang sebab akibat atau melalui hukum kausalita, seperti keyakinan dari para ahli ilmu kalam. Misalnya apa saja yang ada di alam semesta ini adalah sebagai akibat dari sebab yang telah ada sebelumnya. Sedangkan sebab yang telah ada sebelumnya yang juga merupakan akibat dari sebab yang sebelumnya lagi, sehingga sampai pada satu sebab yang tidak diakibatkan oleh sesuatu sebab, yang disebabkan penyebab pertama atau causa prima. Dan itulah Tuhan.
Di dalam Ainul Yaqin, tatkala seseorang ‘arifiin’ telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi oleh Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam (lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah Ta’ala yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala sebagai tujuan hidupnya. dengan Merasakan dan menyadari gerak dan diam, suara dan perkataan itu adalah saksi hidupnya Allah Ta’ala maka sama halnya ia merasakan dan menyadari kehadiran Allah Ta’ala dekat sekali dengan dirinya. “Bukan menghadirkan Allah” akan tetapi menyadari bahwa “Allah senantiasa Maha Hadir atas dirinya dan sekalian Alam meliputi tiap2 sesuatu”. “Wahuwa Ma’akum Ainama kuntum” (Dia Allah serta kamu di mana kamu berada).
Jadi maksud dari Ainul yaqin adalah Keyakinan yang dialami oleh orang yang telah melewati tahap pertama, yaitu ilmu al yaqin, sehingga setiap kali dia melihat sesuatu kejadian, tanpa melalui proses sebab akibat lagi dia langsung meyakini akan wujud Allah; sebagaimana ucapan:
Sayyidina Abu Bakar As Siddiq ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ فِيْهِ
“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah pada sesuatu tersebut”
Ucapan Sayyidina Umar bin Khattab ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئً إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ قَبْلَهُ
“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah sebelumnya”
Ucapan Sayyidina Usman bin Affan ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ بَعْدَهُ .
“Tiadalah aku melihat sesuatu, keculai aku melihat Allah sesudahnya“.
Ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.:
مَا رَأَيْتُ شَيْئًا إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ مَعَهُ
“Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah beserta sesuatu tersebut“.
Haqqul Yaqin, adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui kemudian ia melihat dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalam2nya pada dirinya bahwa : “SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERLIHAT, TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN ILMU ALLAH TA’ALA, SEGALA SESUATU APAPUN YANG TERDENGAR TIDAK ADA YANG ADA MELAINKAN KALAM ALLAH TA’ALA, DAN TIDAK ADA YANG TERASA MAUPUN DIRASAKAN MELAINKAN SIRRULLAH (ZATULLAH)”.
Penjelasan makna Haqqul yaqin bisa dimaksudkan keyakinan yang dimiliki oleh orang yang telah menyadari bahwa alam semesta ini pada hakekatnya adalah bayangan dari Penciptanya, sehingga dia dapat merasakan wujud yang sejati itu hanyalah Allah, sedangkan lainnya hanyalah bukti dari wujud yang sejati tersebut, yaitu Allah swt.
Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra/meresap pada diri, maka Allah akan JAZBAH dirinya sehingga sampailah ia pada maqom “KAMALUL YAQIN”
PERBEDAAN ANTARA ILMUL YAQIN, 'AINUL YAQIN, DAN HAQQUL YAQIN
Berkata al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah:
"Perbedaan antara ilmul yaqin, aynul yaqin, dan haqqul yaqin:
Sungguh aku akan memberikan permisalan tiga tingkatan tersebut dengan orang yang mengabarkan padamu bahwasanya dia mempunyai madu, dalam keadaan engkau tidak meragukan kejujurannya. Lalu dia memperlihatkan (madu itu) padamu sehingga semakin bertambah keyakinanmu, kemudian engkau mencicipinya.
1. Maka yang pertama adalah ilmul yaqin¹
2. Yang kedua adalah ainul yaqin²
3. Dan yang ketiga adalah haqqul yaqin³.
Maka ilmu kita pada saat ini tentang al-Jannah (surga) dan an-Naar (neraka) adalah ilmul yaqin.
Adapun ketika al-Jannah didekatkan pada orang-orang yang bertakwa pada hari mauqif (Padang Mahsyar), seluruh makhluk menyaksikannya, Neraka al-Jahim diperlihatkan pada orang-orang yang menyimpang, dan semua makhluk melihatnya, maka itu adalah ainul yaqin.
Apabila ahlul Jannah dimasukkan ke Jannah, demikian pula ahlun Naar ke dalam neraka (wal 'iyadzubillah-pent), maka ketika itulah (yang dinamakan) haqqul yaqin
Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS)
Abu Abdillah Rahmat
Muraja'ah dan ta'liq: al-Ustadz Kharisman hafizhahullah
21 Rajab 14390 / 7 April 2018
_____
Catatan kaki
1. Ilmul yaqin= Yakin terhadap kabar dari pihak terpercaya
2. Ainul yaqin= Melihat langsung madu itu
3. Haqqul yaqin= ketika merasakan madu itu
🇸🇦 Arabic
الفرق بين علم اليقين وعين اليقين وحق اليقين
=========
قال ابن القيم -رحمه الله :
الفرق بين علم اليقين وعين اليقين وحق اليقين : قد مثلت المراتب الثلاثة بمن أخبرك : أن عنده عسلاً وأنت لا تشك في صدقه ، ثم أراك إياه فازددت يقيناً ، ثم ذقت منه ،
فالأول : علم اليقين ،
والثاني : عين اليقين ،
والثالث : حق اليقين .
فعلمنا الآن بالجنة والنار : علم يقين .
فإذا أزلفت الجنة في الموقف للمتقين وشاهدها الخلائق وبرزت الجحيم للغاوين وعاينها الخلائق فذلك: عين اليقين .
فإذا أدخل أهل الجنة الجنة وأهل النار النار: فذلك حينئذ حق اليقين .
مدارج السالكين ..
No comments:
Post a Comment